bulshit

Senin, 21 November 2011

Adzan subuh telah berkumandang bersahut-sahutan, ayam jantan berkokok menandakan hari sudah pagi, sang surya masih bersembunyi malu untuk menampakkan sinarnya, aku terbangun untuk menjalankan shalat subuh. Pagi pukul 6 aku siap untuk berangkat ke sekolah. Aku bersekolah di SMA N 1 SEWON.

Pelajaran jam pertama dimulai. Sampai pada waktunya istirahat. Dan pada waktu istirahat aku berbincang-bincang dengan teman sekelasku yang bernama Arep dan Sony.
Kami berbincang tentang tugas cerpen Bahasa Indonesia yang diberikan oleh Bu Guru yaitu Bu Endang. Kami berencana mengerjakan tugas itu ditempatnya Arep nanti malam setelah isya.
“Krrrriiiiiiiiiiinnnnggggggg,” bel tanda dimulainya pelajaran berikutnya berbunyi, aku dan teman-temanku masuk ke kelas untuk menerima dan mengikuti pelajaran selanjutnya dan menunggu waktu pulang sekolah.
Sore harinya Sony meminta aku untuk menjemputnya nanti saat mau berangkat kerumahnya Arep. Waktu itu aku sedang ada latihan sepak bola, selesai latihan tiba-tiba handphon-ku bergetar menandakan bahwa ada pesan singkat masuk. Ternyata pesan itu dari Sony yang menanyakan
“Nanti mau berangkat jam berapa ketempatnya Arep?”pesan dari Sony.
“nanti sekitar habis isya aku berangkat dan jemput kamu,Son,”jawabku pada Sony.
Waktu isya pun datang, aku tak lupa menjalankan sholat terlebih dahulu sebelum aku bersiap-siap untuk berangkat ketempatnya Sony menjemputnya.

Setelah selesai shalat aku berpamitan kepada kedua orang tuaku untuk pergi ketempat teman dan menginap untuk mengerjakan tugas. Setelah dapat ijin aku langsung berangkat ,menuju rumah Sony. Sesampainya disana Aku dan Sony rencananya akan langsung berangkat menuju rumah Arep, namun Arep mendadak sms memberi kabar bahwa dia akan kerumah Sony.
Aku pun memutuskan untuk menunggu Arep dirumah Sony sambil berbincang-bincang dengan Sony dan Ayahnya. Tak selang berapa lama Arep yang telah ditunggu-tunggu pun datang. Waktu itu Arep langsung mengajak Aku dan Sony pergi,
“Ayo ikut aku makan-makan gratis!” ajak Arep. Aku dan Sony ngikut aja dengan ajakan Arep.
“Oke, kita berangkat sekarang,”jawab Aku.
Tak lupa Aku, Sony dan Arep berpamitan dengan Ayah Sony. Kami bertiga langsung berangkat. Aku dan Sony hanya mengikuti saja kemana Arep pergi dari belakang. Selama dijalan Aku dan Sony bertanya-tanya “sebenarnya kita mau kemana sih,?” Tanya kami dalam hati. Kita sudah merasa curiga saat itu. Tidak lama di jalan aku sepertinya tidak asing lagi jalan ini mau menuju kemana.
Tak lama berselang kita sampai juga pada tujuan yang hanya diketahui oleh Arep saja. Dan ternyata semua pertanyaan yang tadinya masih mengganjal dihati Aku dan Sony terjawab sudah, kita dibawa kerumah ceweknya Arep yang bernama Winda.

Sesampainya dirumah Winda, Aku dan Sony disuruh masuk kedalam rumah oleh Arep
“Ayo masuk aja,” suruh Arep.
“Iya nanti saja kita masuknya,”jawabku
Arep pun tetap memaksa Aku dan Sony untuk masuk namun kita menolaknya. Aku malu karena banyak temen-temennya.
Tak lama kemudian ada seorang cewek datang dengan sepeda motornya. Cewek itu lalu menghampiri Aku, Sony dan Arep yang sedang berada di depan rumah. Dan cewek itu ternyata ceweknya Arep yang bernama Winda tadi. Winda juga menyuruh kami untuk masuk kedalam.
“Ayo masuk aja kedalam kenapa diluar?” Tanya Winda.
“Iya terima kasih tawarannya, tetapi kita disini saja,” tolak ku pada Winda.
“Kenapa tidak mau?” sambung Winda.
“Aku malu jika harus masuk banyak motor di depan rumahmu mereka pasti teman-temanmu,” jawabku
“ Ohh motor-motor yang ada didepan rumahku itu bukan milik teman-temanku namun milik warga desa yang sedang menghadiri acara musyawarah yang sedang diadakan disebelah rumahku, mereka memang suka parkir disini kok,” jelas Winda.
Dan akhirnya Aku dan Sony masuk kedalam rumahnya. Kami masuk kerumahnya hanya untuk melegakan hati Arep yang telah mengajak kita kesini. Kami pun masuk dan langsung disuruh menuju ke halaman belakang rumah Winda, disana sudah ada teman Winda cewek 2 orang, kata Arep cewek itu bernama Putri dan Kokom. Mereka berdua sedang asyik membakar roti dan jagung bakar.
Ternyata disana juga sudah ada teman-teman Winda serta Arep yang berjumlah 5 orang. Mereka semua sedang berada di depan televisi asyik melihat acara televisi tersebut itu.
Tak selang beberapa lama aku dan Sony pun masuk kedalam rumah menunggu diruang tamu. Namun tiba-tiba Arep datang dengan mengajak teman-temannya tadi yang berada didepan televisi untuk diperkenalkan kepada Aku dan Sony sekaligus teman-temannya itu akan keluar sebentar.
Saat teman-teman Arep pergi sekarang gantian Aku dan Sony yang menonton televisi, kami nonton acara pertandingan sepak bola antara Chelsea melawan Arsenal. Saat sedang asyik melihat pertandingan itu terdengar suara seseorang menawarkan roti dan ternyata Kokom lah yang menawarkan.
“Mas makan dulu ini rotinya,” kata Kokom.
“Iya terimakasih, tapi saya sudah kenyang,” tolakku dengan sopan dan lembut.
Namun Kokom memaksa kita untuk tetap memakannya. Dan akhirnya kita makan juga roti itu walau sebenarnya aku tidak mau memakannya dengan alasan aku sudah kenyang. Namun tidak terasa aku makan roti itu sambil melihat pertandingan sepak bola, rotinya habis ku makan tanpa tersisa. Dan sedangkan Arep sedang asyik berpacaran dengan ceweknya,Winda.
Aku dan Sony saling berbisik,
“Sebenarnya kita disini hanya menjadi obat nyamuk saja bagi Arep yang sedang berpacaran.
“Mendingan tadi kita dirumah aja mengerjakan tugas bahasa Indonesia membuat cerpennya ya,Son?” keluhku pada Sony.
“Iya ya mending tadi kita dirumah ngerjain tugas dan tidak jadi obat nyamuk bagi Arep ,”tambah Sony.
Dan saat itu juga pertandingan sepak bolanya sudah selesai. Aku dan Sony ingin keluar namun dengan alasan akan mengambil kunci yang ketinggalan. Namun sebenarnya kita cuma ingin keluar melihat suasana malam hari dan menghirup udara dingin. Aku dan Sony pun hanya berada di depan rumahnya Winda sambil melihat jalan raya yang sepi sampai-sampai aku pusing melihatnya karena kendaraan banyak sekali yang lewat silih berganti.
Didepan rumah aku berbincang-bincang dengan Sony sambil melihat jalanan disekitar rumahnya, beberapa menit kemudian tiba-tiba Arep datang dia menyuruh kami untuk masuk kedalam,
“Ayo masuk kedalam malu dilihatin tetangga,”suruh Arep.
“Iya kita masuk,”jawab Aku dan Sony.
Aku dan Sony pun masuk kedalam, menuruti perintahnya Arep, kita masuk kedalamnya hanya diteras saja. Namun kita berpindah tempat, sekarang kita berada di halaman belakang sambil membantu membakar jagung dan roti yang sudah disediakan.
Malam semakin larut dan acara pun segera selesai. Aku membantu membereskan semua peralatan yang tadi digunakan saat acara bakar-bakar tadi. Setelah semua selesai aku Sony dan Arep berpamitan untuk pulang karena cuaca kurang mendukung soalnya akan turun hujan.
Kami pun pulang sekitar pukul 10 malam. Kami pulang kehujanan dan sialnya lagi motor yang aku gunakan bersama Sony kehabisan bensin. Sama seperti peribahas mengatakan sudah jatuh tertimpa anak tangga pula. Namun syukur alhamdulilah untungnya ada pom bensin terdekat. Kami melakukan perjalanan pulang kurang lebih 1 jam karena kami mengendari sepeda motornya pelan-pelan karena sedang hujan.
Sesampainya dirumah Arep kami langsung merasakan ngantuk dan rasanya pengen tidur. Namun Akun tidak aka tidur dulu soalnya aku harus cuci kaki, cuci tangan, dan cuci muka terlebih dahulu sebelum bobok. Selesai itu Aku dengan Sony sempat marah dengan Arep karena dia telah membohgongi Aku dan Sony yang katanya akan mengerjakan tugas bahasa Indonesia namun dia malah asyik berpacaran sedangkan Aku dan Sony hanya menjadi obat nyamuk saja. Tapi sudahlah tak apa-apa, demi pertemanan kita lakuin apa saja. Kesimpulannya tidak jadi mengerjakan tugas bahasa Indonesia tentang cerpen.




```~End~```

0 comments:

Posting Komentar